Contoh Puisi Kecewa Karena Sikapmu – Kecewa, sebuah emosi yang merambat dalam relung jiwa, kadang-kadang membawa hujan pilu dalam puisi. Puisi adalah wadah ungkapan perasaan yang melintasi batas kata-kata, merangkai makna dari setiap huruf, dan menjalin makna melalui bait-bait yang terpilih. Dalam dunia puisi, manusia menemukan cara untuk menyuarakan beragam perasaan, termasuk kecewa akibat sikap seseorang yang begitu berarti.
Sikap yang tidak sesuai harapan, pengkhianatan, atau ketidakpedulian seseorang bisa melahirkan puisi yang memilukan namun indah. Puisi kecewa menggambarkan kehancuran hati, patahnya keyakinan, dan perjalanan emosional yang rumit. Dalam tulisan ini, Kami akan memberikan beberapa contoh puisi kecewa karena sikapmu, meresapi kata-kata yang mengalir begitu dalam, dan merenungi perasaan yang mungkin kita semua pernah alami.
Melalui keindahan dan kekuatan kata-kata, puisi mampu membawa perasaan kecewa menjadi karya seni yang mencerahkan. Marilah kita bersama-sama memasuki dunia puisi yang memperlihatkan bagaimana kecewa mampu diubah menjadi sesuatu yang tak terlupakan, mengajak kita merenung, dan menyentuh jiwa pembacanya.
Contoh Puisi Kecewa Karena Sikapmu
Berikut ini adalah 5 contoh puisi tentang kecewa karena sikapmu:
1. Luka Kecewa
Dalam gelap hati, luka kecewa merintih,
Sikapmu yang kian terlupakan membuatku terluka.
Janji-janji palsu seperti angin yang berhembus,
Membawa cerita indah yang ternyata hanya khayalan.
Kukenang senyummu yang dulu hangat menyapa,
Namun kini kau jauh, tak lagi seperti dulu.
Bukankah cinta itu mengerti dan setia?
Tapi mengapa kau hadir hanya saat angin berhembus?
Tak perlu kau menggenggam dunia untukku,
Cukuplah kesetiaan dan cinta yang tulus.
Namun kau biarkan hati ini terluka,
Dalam kecewa yang semakin tak terbendung.
Bukan hanya cinta yang terluka, tapi harapan juga,
Dalam mimpiku yang hancur karena sikapmu.
Tapi biarlah luka ini mengajarkan arti kehidupan,
Bahwa tidak semua yang bersinar akan tetap bersinar.
Meski kecewa menghampiri, kuatkan langkahku,
Tetapkan hati ini agar tidak terhanyut oleh duka.
Luka ini akan sembuh, meski lambat mungkin waktu,
Tapi ingatlah, kecewa ini takkan mengalahkan kuasa cinta sejati.
2. Sikapmu yang Membisu
Dalam senyap, kecewa merajai hati,
Sikapmu yang membisu merobek harapanku.
Kata-kata terpendam, seperti debu di udara,
Menjadi beban yang semakin berat kutanggung.
Terkapar di relung hati yang gelap,
Kukenang saat-saat indah yang kini pudar.
Namun engkau seakan berjalan menjauh,
Meninggalkan aku dalam kehampaan yang pilu.
Kuharapkan kau mengerti, merasakan getir ini,
Namun sikapmu yang dingin semakin mengiris.
Apakah kepedulian hanya bunga sekejap?
Ataukah cinta ini hanya angan semu?
Kau biarkan kecewa merasuk dan merajai,
Seperti senja yang perlahan menggantikan cahaya.
Namun dalam luka ini, akan kutemukan arti,
Bahwa takdir mungkin membawa arah yang berbeda.
Meski kecewa hadir dengan pahitnya,
Aku tetap berdiri, menghadapi badai ini.
Karena dalam gelap, aku tahu ada harapan,
Bahwa sikapmu yang membisu takkan menguburkan cinta.
3. Dalam Kehampaan Sikapmu
Kehampaan sikapmu menusuk, menusuk hatiku,
Kecewa merambat, melingkup, seperti kabut yang tak berujung.
Aku berharap lebih dari sekadar kata-kata,
Namun kau biarkan hatiku tergantung dalam kehampaan ini.
Janji-janji manis terbang, layu dalam angin,
Sikapmu yang tak peduli merobek harapanku.
Ku ingin bertahan, mencari arti di balik semua ini,
Namun kecewa semakin mengukir luka yang tak tersembuhkan.
Senyapku adalah bentuk tangisan yang tak terdengar,
Kau tak melihat betapa sakitnya rasa ini.
Kita berjalan di jalur yang berbeda,
Dan kecewa menghiasi langkahku dalam sendu.
Namun aku takkan tenggelam dalam kegelapan,
Aku akan mengukir jalan menuju cahaya.
Meski sikapmu menyakitkan dan menghancurkan,
Aku akan bangkit dan tumbuh dengan kecewa ini.
4. Luka Kecewa yang Abadi
Luka kecewa merajai sepi dalam hati,
Sikapmu yang dingin, bagai angin yang menusuk.
Janji palsu yang hancur di antara jarak,
Meninggalkan jejak luka yang tak terhapus.
Ku tatap langit, mencari jawaban yang hilang,
Mengapa sikapmu berubah, membeku seperti es?
Aku ingin menghapus luka dan rasa kecewa,
Namun tak mampu mengubahmu, begitu kuatnya sikapmu.
Mungkin suatu saat, aku akan sembuh,
Namun luka kecewa ini akan tetap terukir.
Hati ini belajar, walau dengan cara yang pahit,
Bahwa cinta tak selalu membawa kebahagiaan abadi.
Dalam bayang luka, aku akan melangkah maju,
Membawa pengharapan baru di antara kecewa.
Meski terluka dan tergores oleh sikapmu,
Aku akan tumbuh, merajut kisah baru dalam kecewa yang abadi.
5. Renggut Harapan
Kau, seperti bayangan yang memudar,
Menjauh dengan senyap, tanpa suara.
Dalam hatiku terukir kerinduan,
Namun kau buang semua, tanpa peringatan.
Harapku tumbuh subur dalam benak,
Namun kenyataan menusuk tajam, meremukkan rasa.
Kau tampil dengan senyum palsu di bibir,
Sementara hatiku hancur, seakan tak berarti.
Aku merasa seperti daun yang layu,
Terhempas angin dan hujan, tanpa arah tuju.
Sikapmu membingkai kecewa dalam jiwa,
Seperti lukisan yang tak pernah pudar.
Kuharap kau bisa mendengar isakku,
Namun kau terus melangkah, tak perduli.
Kecewa ini tumbuh menjadi luka,
Merajai hatiku, takkan terlupa.
“Renggut Harapan” judul yang terpahat,
Dalam bait-bait puisi ini aku mencurahkan.
Sikapmu telah menghancurkan segalanya,
Kini hanya kecewa yang tersisa dalam jiwa.
Well, itulah contoh puisi kecewa karena sikapmu yang bisa Anda tiru, renungi, maupun membagikan kepada orang yang Anda tuju. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: