Cara Menghilangkan Amoniak pada Kolam Lele – Kalau kamu sedang beternak lele atau baru mau mulai, ada satu hal penting yang nggak boleh kamu abaikan: kadar amoniak di kolam. Banyak peternak pemula yang semangat di awal, tapi akhirnya frustrasi karena lele mereka mati mendadak. Bukan karena penyakit, tapi karena kadar amoniak yang tinggi di air kolam. Padahal, masalah ini sebenarnya bisa diatasi kalau kamu tahu caranya.
Dalam artikel ini, kita bakal bahas tuntas soal cara menghilangkan amoniak pada kolam lele. Nggak cuma itu, kita juga akan kupas kenapa amoniak bisa muncul, bahaya apa aja yang ditimbulkan, dan langkah-langkah praktis buat menurunkannya. Santai aja bacanya, kita bahas dengan bahasa yang ringan tapi tetap dalam dan lengkap. Yuk, langsung kita mulai.
Kenapa Amoniak Bisa Muncul di Kolam Lele?
Sebelum kita masuk ke bagian cara menghilangkan amoniak pada kolam lele, penting banget buat tahu dari mana asalnya si amoniak ini. Amoniak (NH3) sebenarnya adalah hasil sampingan dari limbah organik yang ada di kolam. Misalnya dari kotoran ikan, sisa pakan yang nggak dimakan, atau bahkan dari tanaman air yang membusuk.
Lele, meskipun terkenal sebagai ikan yang kuat, tetap punya batas toleransi terhadap amoniak. Semakin tinggi jumlah ikan dan makin banyak pakan yang diberikan, maka makin besar juga kemungkinan kadar amoniak meningkat. Ini karena sistem filtrasi kolam kadang nggak sanggup memproses semua limbah organik itu.
Ketika air kolam sudah mengandung terlalu banyak amoniak, maka ikan akan mulai menunjukkan gejala stres. Nafsu makan menurun, gerakannya jadi lamban, insangnya kemerahan, sampai akhirnya mati. Dan biasanya, kalau udah ada satu atau dua yang mati karena amoniak, kematian bisa menyebar dengan cepat.
Berapa Batas Aman Kadar Amoniak di Kolam Lele?
Nah, ini juga penting banget. Kadar amoniak di air kolam sebaiknya tetap di bawah 0,02 ppm (parts per million). Di atas angka itu, lele bisa mulai merasa tidak nyaman. Kalau sudah di angka 0,05 ppm atau lebih, risikonya bisa berbahaya. Kalau kamu punya alat ukur seperti test kit air, kamu bisa cek kadar amoniak ini secara rutin. Atau kalau belum punya, perhatikan saja tingkah laku lele kamu, karena mereka biasanya langsung menunjukkan tanda-tanda kalau air mulai nggak sehat.
Ciri-ciri Kolam Lele Terkena Amoniak
Kadang, kita nggak punya alat tes, tapi kita bisa lihat tanda-tanda kolam yang mulai bermasalah. Kolam yang terkena amoniak biasanya ditandai dengan bau yang sangat menyengat, mirip bau pesing. Air kolam juga cenderung keruh dan kadang berubah warna jadi kehijauan atau kehitaman. Lele juga akan sering muncul ke permukaan dan membuka tutup insangnya cepat-cepat, tanda mereka kekurangan oksigen.
Lele yang stres karena amoniak juga cenderung mengambang di permukaan dan malas makan. Ini adalah sinyal bahaya yang perlu ditindaklanjuti cepat-cepat.
Cara Menghilangkan Amoniak pada Kolam Lele
Sekarang kita masuk ke bagian inti. Cara menghilangkan amoniak pada kolam lele bisa dilakukan lewat beberapa metode. Yang paling penting adalah mengontrol sumber amoniak itu sendiri, dan membantu sistem kolam dalam memecah amoniak jadi zat yang nggak berbahaya.
Yang pertama, tentu saja kurangi pemberian pakan berlebih. Banyak peternak yang berpikir makin banyak pakan, makin cepat besar lele mereka. Padahal, kalau pakan nggak habis dimakan, sisanya akan mengendap di dasar kolam dan jadi sumber utama amoniak. Jadi, pastikan kamu memberikan pakan sesuai dengan kebutuhan dan habis dalam waktu 5–10 menit setelah ditebar.
Lalu, ganti air secara rutin. Ini cara paling sederhana dan sering jadi penyelamat. Kamu nggak perlu ganti seluruh air kolam sekaligus karena bisa bikin lele stres. Ganti sekitar 10–30 persen saja setiap minggu. Dengan cara ini, kadar amoniak akan menurun perlahan dan ekosistem kolam bisa tetap stabil.
Selain itu, kamu juga bisa menambahkan aerasi atau pompa oksigen. Kenapa? Karena dengan sirkulasi udara yang baik, bakteri baik (nitrifikasi) yang ada di kolam bisa berkembang. Bakteri ini penting banget karena mereka membantu mengubah amoniak menjadi nitrit dan kemudian jadi nitrat yang lebih aman bagi ikan.
Buat kamu yang pakai kolam terpal atau kolam beton, coba tambahkan juga media filter seperti zeolit. Zeolit adalah batuan alam yang punya kemampuan menyerap amoniak. Kamu bisa masukkan ke dalam filter atau langsung di dasar kolam, tapi pastikan kamu rutin membersihkannya biar tetap efektif.
Buat kolam bioflok, pengelolaan amoniak juga bisa dibantu dengan menambahkan probiotik. Probiotik akan membantu memperbanyak mikroorganisme yang bisa memakan limbah organik, sehingga produksi amoniak bisa ditekan. Tapi ingat, penggunaan probiotik juga harus sesuai takaran. Jangan asal tuang karena bisa bikin ekosistem kolam malah nggak seimbang.
Tanaman Air sebagai Penyerap Amoniak Alami
Kalau kamu suka dengan metode alami, kamu juga bisa mencoba menambahkan tanaman air ke dalam kolam. Misalnya eceng gondok atau azolla. Tanaman ini nggak cuma mempercantik kolam, tapi juga bisa menyerap nutrisi berlebih termasuk amoniak. Mereka bisa jadi semacam biofilter alami yang murah meriah tapi efektif.
Cuma ya, pastikan kamu juga mengontrol pertumbuhan tanaman ini. Jangan sampai menutupi seluruh permukaan kolam karena bisa mengganggu oksigen masuk ke dalam air.
Peran pH dan Suhu dalam Mengendalikan Amoniak
Kadar amoniak juga sangat dipengaruhi oleh pH dan suhu air. Semakin tinggi pH dan suhu air, semakin berbahaya bentuk amoniak yang ada di kolam. Misalnya, di pH 8 dengan suhu 30°C, amoniak bisa berubah bentuk jadi NH3 (amoniak bebas) yang sangat beracun.
Idealnya, pH air kolam lele sebaiknya dijaga di kisaran 6,5–7,5. Kalau pH-nya terlalu tinggi, kamu bisa menambahkan daun ketapang atau bahan alami lain yang bersifat menurunkan pH. Suhu air juga penting dijaga, biasanya di kisaran 28–30°C masih aman. Kalau suhu naik drastis, terutama di siang hari, usahakan kolam punya area teduh atau gunakan paranet untuk mengurangi paparan sinar matahari langsung.
Manajemen Kualitas Air Secara Rutin
Selain memikirkan cara menghilangkan amoniak pada kolam lele saat masalah sudah terjadi, lebih baik lagi kalau kita bisa mencegahnya. Kuncinya ada di manajemen kualitas air. Rutin mengecek kondisi air, mulai dari warna, bau, suhu, pH, sampai kejernihan adalah kebiasaan yang wajib dimiliki oleh peternak lele.
Kalau kamu beternak dalam skala besar, investasi pada alat pengukur seperti test kit, thermometer, dan pH meter sangat disarankan. Tapi kalau skala rumahan, kamu masih bisa mengandalkan pengamatan manual asalkan rutin dan teliti.
Menggunakan Bakteri Nitrifikasi
Buat kamu yang pengin solusi jangka panjang dan nggak ingin terus-terusan repot mengganti air, kamu bisa mencoba menumbuhkan koloni bakteri nitrifikasi di kolam. Ini adalah bakteri yang secara alami akan memakan amoniak dan mengubahnya jadi nitrit dan akhirnya jadi nitrat.
Cara menumbuhkan bakteri ini bisa dilakukan dengan memberikan media seperti bio ball, kerikil, atau filter sponge di sistem sirkulasi kolam. Pastikan ada aerasi yang cukup agar bakteri bisa hidup dengan baik. Kalau sudah tumbuh, mereka akan membantu menjaga kualitas air secara otomatis, meskipun tetap harus diawasi.
Beberapa produk starter bakteri juga tersedia di pasaran dan bisa ditambahkan ke kolam kamu. Biasanya berbentuk cairan atau bubuk, tinggal dituangkan sesuai dosis, dan biarkan mereka bekerja. Tapi pastikan kamu nggak pakai antibiotik atau bahan kimia lain yang bisa membunuh koloni bakteri ini.
Penutup
Intinya, amoniak memang musuh utama dalam budidaya lele. Tapi kalau kamu tahu cara menghilangkan amoniak pada kolam lele, dan lebih penting lagi, bisa mencegahnya sejak awal, maka budidaya kamu akan jauh lebih lancar. Nggak perlu alat mahal atau perlakuan rumit, cukup paham prinsip dasarnya, rajin observasi, dan disiplin menjaga kebersihan kolam.
Mulailah dari hal kecil: kontrol pemberian pakan, rajin ganti air, dan berikan aerasi yang cukup. Kalau bisa tambahkan media filter dan tanaman air, maka kamu sudah satu langkah lebih maju dalam menjaga kolam tetap sehat.
Semoga artikel ini bisa jadi referensi berguna buat kamu yang sedang atau akan mulai budidaya lele. Jangan ragu untuk terus belajar dan bereksperimen. Karena dalam dunia budidaya, pengalaman dan ketelatenan adalah kunci utama sukses. Selamat mencoba dan semoga lele kamu tumbuh sehat, cepat panen, dan laris manis di pasaran!
Baca Juga: